Sel. Sep 16th, 2025

Muhammad Saad

Bupati Ketapang Melakukan Audiensi Dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Republik Indonesia

Ketapang:KM – Bupati Ketapang Alexander Wilyo, S.STP., M.Si melakukan audiensi dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Dr. Robben Rico., A.Md. LLAJ., SH., ST., M.Si. Republik Indonesia di Jakarta, Senin (15/09/2025).
Saya menyampaikan bahwa proses perekrutan sudah sesuai ketentuan dengan menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan rentan (desil 1–4) yang tercatat dalam DTKS.

Selain itu, saya juga melaporkan bahwa lahan untuk pembangunan Sekolah Rakyat sudah tersedia di Kabupaten Ketapang. Saya berharap Sekolah Rakyat segera dibangun.

Lebih lanjut, saya menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, melainkan wadah pemberdayaan. “Kami ingin masyarakat, terutama anak-anak dan generasi muda di pelosok, mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh, berkembang, dan memiliki keterampilan hidup.”

“Dengan dukungan penuh dari Kementerian Sosial, saya optimistis Sekolah Rakyat di Ketapang dapat segera terwujud. Program ini akan menjadi solusi nyata untuk pemerataan pendidikan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah.”

Sekolah Rakyat diharapkan menjadi sarana strategis untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi serta mempercepat terwujudnya visi pembangunan berkeadilan menuju Ketapang maju dan mandiri.

DPRD Kalbar Setujui Usulan 3 DOB Dari Pemkab Ketapang

Pontianak:KM -Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang dan DPRD Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sepakati usulan tiga Daerah Otonomi Baru (DOB) yang terbentuk dari kabupaten induk Ketapang, yakni Kabupaten Jelai Kendawangan Raya, Kabupaten Hulu Aik, dan Kabupaten Matan Hulu. Pemekaran daerah dinilai penting guna pemerataan pembangunan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Ketapang, Repalianto, S.Sos., M.Si., memastikan semua berkas yang diperlukan dalam pengusulan 3 DOB sudah lengkap. “Semua perbaikan atas koreksi-koreksi yang disampaikan pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sudah siap berkasnya,” Jelas Sekda.

“Jadi untuk 3 DOB ini, Kabupaten Jelai Kendawangan Raya, Kabupaten Hulu Aik dan Kabupaten Matan Hulu sudah kami lengkapi dan sudah diatensi oleh pemerintah provinsi,” imbuhnya.

Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat yang juga Ketua Komisi I, Rasmidi, merespons positif usulan daerah otonom baru yang diusulkan Pemkab Ketapan.

“Insya Allah barangkali apabila tanggal 17 September selesai paripurna DPRD Provinsi, bolanya akan diserahkan ke pemerintah pusat, usulan tiga daerah otonomi baru ini dapat terealisasi,” ucap Rasmidi.

Rasmidi bilang, DOB ini murni berdasarkan kebutuhan rakyat, agar pemerataan segera terwujud.

“Karena kita tahu sekarang, bahwa pemekaran di Ketapang itu tidak ada kepentingan politik, tapi yang ada adalah kebutuhan rakyat,” ujarnya.

Rasmidi juga mengatakan, Kabupaten Ketapang dengan wilayah yang luas, memberikan tantangan terhadap pemerataan.

“Karena rentang kendalinya itu sangat jauh, sehingga pembangunan-pembangunan itu sangat minim ketika dibagi rata dengan luas wilayah yang notabene tidak dapat dikendalikan dengan baik, ditambah lagi efisiensi anggaran,” papar Rasmidi.

Dengan terbentuknya daerah otonomi baru, menurut Rasmidi, juga akan menyokong terwujudnya Provinsi Tanjungpura.

“Ini bisa jadi cikal bakal terbentuknya provinsi, karena syarat terbentuknya harus ada lima kabupaten/kota,” katanya.

Jika dijabar, maka Provinsi Tanjung pura akan meliputi kaputen induk, Kabupaten Kayong Utara, dan tiga kabuten baru yang diusulkan untuk disetujui DPRD Kalbar.

Sebagai informasi, untuk mengajukan usulan Daerah Otonom Baru (DOB) di Indonesia, diperlukan beberapa syarat. Antara lain, administratif, fisik, dan kewilayahan yang harus dipenuhi, seperti kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, jumlah penduduk, dan luas wilayah. Usulan ini diajukan oleh gubernur kepada Pemerintah Pusat, DPR RI, atau DPD RI, kemudian melalui proses evaluasi dan kajian independen sebelum ditetapkan menjadi daerah otonom baru oleh pemerintah pusat.**

Wakil Bupati Ketapang Hadiri Pembukaan MTQ XXXIII Tahun 2025 Tingkat Provinsi Kalimantan Barat

Kapuas Hulu:KM – Wakil Bupati Ketapang Jamhuri Amir, SH hadiri Pembukaan MTQ XXXIII tahun 2025 Tingkat Provinsi Kalimantan Barat di Kabupaten Kapuas Hulu, pada Minggu, (14/09/2025) malam, bertempat di Gor Uncak Kapuas Hulu, Putusibau.

Kehadiran Wakil Bupati ini merupakan salah satu bentuk dukungan dan motivasi dari Pemerintah Kabupaten Ketapang kepada para Kafilah agar mendapatkan kesuksesan dalam mengikuti MTQ XXXIII tahun 2025 di Kapuas Hulu.

Selain itu, Wabup juga menyapa para kafilah dengan melambaikan tangan saat Defile Kafilah dengan iringan atraksi drum band menambah semaraknya malam pembukaan MTQ tersebut.

Pembukaan MTQ XXXIII Kapuas Hulu, ditandai dengan pemukulan beduk oleh Gubernur Kalimantan Barat Drs. H. Ria Norsan, MM.,MH. dengan iringan gendang tar dari tamu VVIP yang hadir.

MTQ XXXIII tahun 2025 ini yang diikuti 14 Kabupaten/kota se-Kalimantan Barat. Turut hadir mendampingi Wakil Bupati Ketapang yaitu Wakil Ketua PKK Ketapang, Staff Ahli Bupati, Kepala Dinas Koperasi UMKM, Kabag Kesra dan Ketua Umum LPTQ Ketapang.

Selanjutnya usai acara tersebut, Wakil Bupati juga berkunjung ke stand pameran Kabupaten Ketapang, yang mana dalam stand ini menyediakan makanan dan accesories serta kain motif khas Kabupaten Ketapang.

Wabup berharap, masyarakat Kapuas Hulu senang saat mengunjungi stand pameran Kabupaten Ketapang dan membeli barang-barang yang ada di stand Ketapang sehingga habis terjual.

Selain itu, sebelum pulang kembali ke Kabupaten Ketapang Wakil Bupati memberikan tambahan uang saku kepada para kafilah, official dan pendamping sebagai bentuk dukungan dan motivasi agar semangat selama mengikuti MTQ XXXIII di Kapuas Hulu.**

MTQ di Kapuas Hulu Resmi Dibuka

Kapuas Hulu:KM – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXIII Tingkat Provinsi Kalimantan Barat resmi dibuka pada Minggu malam (14/9) di Stadion Uncak Kapuas, Putussibau. Gubernur Kalbar Drs. H. Ria Norsan, MM, MH memukul beduk sebagai tanda dimulainya perhelatan akbar umat Islam tersebut, disaksikan ribuan masyarakat yang memadati stadion dan kawasan sekitarnya.

Suasana pembukaan berlangsung meriah. Antusiasme warga terlihat sejak sore, ketika devile drumband SMA Negeri 1 Putussibau mengiringi kedatangan para kafilah dan undangan. Sorak-sorai penonton menambah semangat para peserta yang tampil membawa bendera kabupaten/kota masing-masing.

Hadir dalam acara ini mantan Gubernur Kalbar periode 2008–2018, Ketua DPRD Kalbar, Kepala Kanwil Kemenag Kalbar, para bupati/wali kota se-Kalimantan Barat, serta tokoh agama dan masyarakat lintas iman.

Dalam sambutannya, Gubernur Ria Norsan menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaan dapat bertemu langsung dengan para kafilah, alim ulama, penghafal Al-Qur’an, dan pencinta kalam Ilahi dari seluruh penjuru Kalbar. “Kehadiran kita malam ini mencerminkan semangat kebersamaan dalam memuliakan kalam Ilahi,” ujarnya.

Ia memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dan seluruh panitia pelaksana yang telah bekerja keras mempersiapkan rangkaian MTQ. “Semoga MTQ ini menjadi pemantik semangat generasi muda muslim untuk mempelajari, memahami, dan mencintai Al-Qur’an, serta memperkuat peran generasi Qur’ani dalam membangun masyarakat madani yang harmonis dan berdaya saing,” tambahnya.

Gubernur menegaskan bahwa MTQ bukan hanya ajang perlombaan, tetapi juga media syiar Islam, edukasi umat, dan penanaman nilai-nilai toleransi. “Al-Qur’an harus menjadi sumber inspirasi dalam membangun kerukunan dan solusi atas berbagai tantangan umat dan bangsa,” tegasnya.

Sebelum pembukaan resmi, rangkaian MTQ XXXIII Kalbar telah dimulai dengan Malam Ta’aruf pada Sabtu malam (13/9) di Aula Kantor Bupati Kapuas Hulu, yang mempererat silaturahmi antarkafilah, dewan hakim, dan tokoh daerah. Pada Minggu pagi (14/9), Karnaval Mobil Hias memeriahkan jalanan Putussibau, diikuti 66 peserta dari berbagai instansi dan komunitas.

Selain itu, pameran dan bazar UKM di area Stadion Uncak Kapuas juga resmi dibuka, menampilkan produk-produk unggulan dari 12 kabupaten/kota serta griya UMKM untuk masyarakat. Panitia juga menyediakan pos kesehatan, pemeriksaan gratis, dan layanan informasi wisata religi.

MTQ XXXIII Kalbar akan berlangsung selama sepekan dengan berbagai cabang lomba seperti tilawah, tahfiz, tafsir, kaligrafi, dan syarhil Qur’an. Ribuan pengunjung diperkirakan akan terus memadati arena, menjadikan Putussibau pusat perhatian umat Islam Kalbar.

Dengan semangat kebersamaan dan ukhuwah Islamiyah, MTQ tahun ini diharapkan tidak hanya menghasilkan qari-qariah terbaik, tetapi juga memperkuat nilai persaudaraan, toleransi, dan cinta Al-Qur’an di Bumi Khatulistiwa.**

Stand Pameran MTQ XXXIII Kalbar Resmi Dibuka

Kapuas Hulu:KM – Sekretaris Daerah Kalbar, dr. H. Harisson, M.Kes, secara resmi membuka Stand Pameran MTQ XXXIII Kalbar di GOR Uncak Kapuas, Kapuas Hulu pada Minggu, 14 September 2025.

Usai pembukaan, Sekda melanjutkan peninjauan ke setiap stand pameran. Di Stand Kapuas Hulu, Harisson bersama Bupati Kapuas Hulu, Ketua LPTQ Kalbar, dan para undangan disuguhi kuliner khas setempat, kerupuk basah, yang mereka santap dengan antusias.

Pameran ini diikuti oleh 12 kabupaten/kota se-Kalimantan Barat, serta dilengkapi Griya Produk UKM yang menampilkan berbagai olahan makanan, kerajinan tangan, hingga hasil pertanian lokal.

Kehadiran stand-stand ini menarik perhatian masyarakat, terlihat dari ramainya warga yang memadati arena pameran.

“Stand pameran bukan sekadar pelengkap acara, melainkan representasi nyata dari kekayaan budaya, potensi ekonomi, dan semangat inovasi daerah,” ujar Harisson saat diwawancarai.

Ia menegaskan bahwa produk-produk unggulan dari setiap kabupaten/kota, mulai dari kuliner tradisional, kerajinan, hingga UMKM kreatif, adalah wajah Kalimantan Barat yang patut dibanggakan.

Menurutnya, MTQ bukan hanya ajang spiritual, tetapi juga momentum strategis untuk memperkenalkan budaya serta menghidupkan perekonomian lokal.

“Melalui pameran ini, masyarakat dapat melihat langsung potensi daerah dan peran UMKM dalam memajukan ekonomi daerah,” tambahnya.

Selama pelaksanaan MTQ XXXIII, panitia memastikan manfaat nyata dapat dirasakan masyarakat Kapuas Hulu, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya. Event ini tidak hanya mempererat ukhuwah Islamiyah, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan.**

Sekda Kalbar Lantik 111 Dewan Hakim untuk Penilaian MTQ Ke – 33 Kalbar di Putussibau

Kapuas Hulu:KM – Sebanyak 111 dewan hakim resmi dilantik oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes, di Aula Gedung Satu Atap Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, Minggu pagi (14/9/2025).

Pelantikan juga menandai dimulainya tugas berat para hakim dalam menentukan yang terbaik di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XXXIII tingkat Provinsi Kalimantan Barat.

Para dewan hakim yang berasal dari berbagai Kabupaten/kota se-Kalimantan Barat ini akan mengemban amanah untuk menilai para peserta MTQ di Putussibau, yang bertindak sebagai tuan rumah. Sorotan utama dalam pelantikan ini adalah penekanan pada integritas dan profesionalitas para hakim.

Sekda Provinsi Kalimantan Barat, Harisson, dalam sambutannya mengingatkan bahwa MTQ bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan juga wahana syiar Islam yang memiliki nilai-nilai luhur. “Dalam MTQ, terkandung semangat untuk membangun generasi berakhlak dan cinta Al-Qur’an,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sekda secara tegas meminta para dewan hakim untuk menjunjung tinggi integritas dan menjaga netralitas dalam menjalankan tugasnya.

Laksanakan tugas dengan penuh keikhlasan dan profesionalitas. Saya mengapresiasi semua pihak di Kapuas Hulu, yang sudah melakukan yang terbaik sebagai tuan rumah MTQ Kalbar,” tuturnya.

Ketua LPTQ Kalbar, Andi Musa, menambahkan bahwa 111 dewan hakim yang dilantik telah melalui proses seleksi ketat oleh tim seleksi yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Barat.

Kami memperhitungkan dan memperhatikan dengan seksama para dewan hakim, seluruh kabupaten kota terwakili di dewan hakim, jelasnya, juga memastikan bahwa proses penilaian akan berjalan adil dan transparan.**

Sekda Kalbar Lepas Pawai Ta’ruf MTQ Ke-33

Kapuas Hulu:KM – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dr. H. Harisson, M.Kes, resmi melepas peserta pawai ta’aruf Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-33 tingkat Provinsi Kalbar 2025. Pelepasan peserta ditandai dengan mengibarkan bendera yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Kapuas Hulu, Minggu (14/9/2025) pagi.

Pawai ta’aruf inipun terlihat meriah, sebanyak 66 peserta ambil bagian dalam karnaval ini. Terdiri dari 14 kendaraan mewakili kabupaten/kota se-Kalbar, ditambah partisipasi dari dinas dan instansi, lintas organisasi mulai dari pelajar, pemuda, ASN, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan elemen masyarakat lainnya yang tampak tumpah ruah mengikuti Pawai Ta’aruf MTQ.

Bermacam-macam bentuk kendaraan dihiasi dengan berbagai ornamen bernuansa Islami, mulai dari perahu, mesjid, rumah adat dan tak lupa diisi dengan peserta yang juga mengenakan beragam pakaian yang khas dari masing-masing wilayah dan instansi tersebut.

“Dari Dayak yang menjunjung adat, Tionghoa yang menjunjung harmoni, hingga Melayu yang memuliakan syair dan pantun,” ucapnya.

Dirinya meyakini, semua ini bersatu dalam langkah yang sama, menebarkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat.

“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kabupaten Kapuas Hulu, sebagai tuan rumah yang telah mempersiapkan MTQ ke-33 dengan penuh dedikasi. Pawai yang diikuti oleh 12 defile kabupaten dan 2 defile kota, bersemangat menunjukkan keunggulan daerah masing-masing. Ini menjadi bukti bahwa MTQ bukan hanya ajang spiritual, tetapi juga momentum strategis untuk memperkenalkan budaya,” tuturnya.

Dirinya berharap, agar semua menjadikan MTQ ke-33 Tingkat Provinsi Kalbar ini sebagai ajang yang tidak hanya memperkuat ukhuwah Islamiyah, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan.

“Semoga langkah-langkah kita hari ini menjadi syiar kebaikan dan mempererat ukhuwah di tengah keberagaman masyarakat Provinsi Kalimantan Barat. Dan Semoga seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar, penuh keberkahan, dan meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta dan masyarakat,” tutupnya.**

Malam Ta’aruf MTQ XXXIII Kalbar

Kapuas Hulu:KM –  Panitia Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXIII Tingkat Provinsi Kalbar menggelar Malam Ta’ruf di Aula Gedung Satu Atap Kantor Bupati Kapuas Hulu, Sabtu (13/9/2025) malam. Jamuan makan malam tersebut mempertemukan seluruh peserta, pendamping, dewan hakim, dewan pengawas, pengurus LPTQ, dan para pimpinan daerah.

Gedung  baru yang luas itu terasa penuh sesak oleh kehadiran ratusan tamu. Suasana keakraban sangat terasa. Peserta dari berbagai daerah yang lama tidak berjumpa saling bercengkerama. Dewan hakim, pimpinan daerah, dan tamu undangan duduk semeja, mempererat silaturahmi.

Ketua Umum LPTQ Kalbar, H. Andi Musa, berterima kasih atas dukungan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) dan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu. 

“MTQ bukan sekadar perlombaan, tetapi ajang silaturahmi, memperkuat ukhuwah Islamiyah dan semangat persaudaraan,” ujarnya. 

Andi menyebut, total peserta MTQ tingkat Provinsi Kalbar tahun ini mencapai 651 orang dari 14 kabupaten/kota se-Kalbar.

Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menegaskan, bahwa persiapan telah dilakukan semaksimal mungkin. Namun, dirinya meminta maaf jika pelayanan panitia belum maksimal. 

“Musim penghujan membuat beberapa lokasi tergenang air. Semoga tidak mengganggu aktivitas peserta. Selamat bertanding dan junjung tinggi sportivitas,” ucapnya.

Sementara itu, Sekda Kalbar dr. H. Harisson, M.Kes, saat membacakan sambutan Gubernur Kalbar mengapresiasi semangat tuan rumah MTQ. “Putussibau malam ini menjadi pusat kemeriahan sekaligus simbol kebersamaan umat. Ta’aruf bukan sekadar perkenalan, tetapi jembatan silaturahmi dan ruang mempererat ukhuwah Islamiyah, wathaniyah, dan insaniyah,” ujarnya.

Gubernur menekankan bahwa MTQ merupakan momentum meneguhkan nilai-nilai Qur’ani sebagai fondasi harmoni sosial. Tema MTQ tahun ini, “Menguatkan Generasi Milenial Qurani dalam Membentuk Masyarakat Madani yang Harmonis dan Berdaya Saing,” disebut selaras dengan arah kebijakan Pemprov Kalbar. 

“MTQ adalah bagian integral dari strategi pembangunan untuk menghidupkan syiar Islam, memperkuat moralitas publik, dan menyiapkan generasi Qurani menghadapi tantangan masa depan,” tegasnya.

Acara malam itu juga diwarnai penyerahan Piagam Penghargaan dari BPJS Ketenagakerjaan kepada LPTQ Kalbar dan Bupati Kapuas Hulu, sebagai apresiasi atas perlindungan jaminan kerja bagi seluruh peserta, panitia, dewan hakim, dan pengawas. Penyerahan cenderamata dari Ketua LPTQ Kalbar kepada Kanwil Kementerian Agama, Sekda Kalbar, dan Bupati Kapuas Hulu menutup rangkaian Malam Ta’aruf penuh kehangatan tersebut.**

Polemik Mutasi Atlet Warnai Selekprov Pencak Silat Kalbar, Ini Penjelasannya

Pontianak:KM – Polemik terkait technical meeting Seleksi Provinsi (Selekprov) cabang olahraga Pencak Silat mencuat setelah dipersoalkan IPSI Kota Pontianak pada 13 September 2025 di Aula KONI Kalbar.

Pengprov IPSI Kalbar menjelaskan bahwa persoalan mutasi atlet yang tercantum pada persyaratan umum poin E hanya berlaku bagi atlet nasional yang pindah provinsi. Hal tersebut dijelaskan, Wakil Ketua II, Sukino. Menurutnya ketentuan itu mewajibkan adanya surat keterangan resmi sesuai informasi teknis yang dikeluarkan KONI Pusat.

Sementara, pada rapat koordinasi PON cabang beladiri di KONI Kalbar, persoalan tersebut tidak dibahas. Hingga kini, Pengprov IPSI Kalbar juga belum menerima Petunjuk Teknis (Juknis) atau THB khusus terkait Selekprov PON Beladiri dari KONI Kalbar.

Sementara itu, Wakil Ketua I Bidang Organisasi IPSI Kalbar, Guntur Perdana menjelaskan bahwa sejatinya pelaksanaan event menjadi tanggung jawab KONI Provinsi, seleksi ini akhirnya dilaksanakan mandiri oleh Pengprov IPSI Kalbar dengan rekomendasi KONI Provinsi. Anggaran pelaksanaan pun ditanggung penuh oleh Pengprov IPSI Kalbar.

Awalnya, seleksi dijadwalkan 27 September 2025, namun berdasarkan rapat kerja bersama KONI Provinsi, jadwal dimajukan menjadi 15–17 September 2025. Hal ini karena batas akhir pengumpulan data ke KONI Pusat adalah 19 September 2025.

Dalam rapat kerja tersebut, KONI Kalbar menyatakan keterbatasan anggaran sehingga hanya bisa menanggung biaya 1 atlet dan 1 pelatih untuk cabor Pencak Silat.

Sementara itu, Wakil Ketua III IPSI Kalbar, Sholihin Yakuza mengatakan, bahwa Selekprov diikuti oleh 14 kabupaten/kota dengan total 116 atlet di 16 kelas, meliputi, 9 kelas laga putra (A–I), 5 kelas laga putri (A–E), Nomor seni tunggal putra dan putri.

Seleksi berlangsung dua tahap. Tahap pertama, penyisihan nomor laga. Juara pertama di setiap kelas akan masuk ke tahap kedua berupa seleksi fisik. Dari proses ini, hanya 9 atlet terbaik yang akan dipilih mewakili Kalbar pada nomor laga.

Sementara itu, untuk nomor seni tunggal putra dan putri, juara pertama akan dipilih berdasarkan nilai tertinggi. Dengan demikian, total 10 atlet akan diberangkatkan ke PON Beladiri di Kudus, Jawa Tengah, pada 18–21 Oktober 2025, sesuai kuota yang ditetapkan KONI Pusat.

Ketua Umum Pengprov IPSI Kalbar sekaligus Pendekar Wira Utama, Alexander Wilyo, S.STP., M.Si., menegaskan komitmen untuk mengirim full team meski penuh tantangan, termasuk keterbatasan anggaran.

“Mengirim 10 atlet ke PON Beladiri tentu bukan hal mudah karena membutuhkan biaya besar. Namun kebijakan ini tetap kita jalankan,” ujarnya.

Alexander yang juga Bupati Ketapang menambahkan, semangat membangun prestasi pencak silat Kalbar harus mengedepankan kebersamaan, bukan saling menjatuhkan. Ia mencontohkan keberhasilan Kalbar menembus 8 besar nasional pada Kejurnas Junior 4–7 September 2025, hasil dari kerja keras dan kekompakan.’

“Kami berharap ke depan polemik seperti ini bisa diselesaikan dengan dialog yang baik dan terbuka. Pengprov IPSI tidak bisa membuat aturan sendiri terkait mutasi atlet, karena itu menjadi kewenangan KONI. Harapan kami, KONI Provinsi dapat mengeluarkan juknis atau edaran resmi setiap ada event agar jelas berlaku hingga tingkat kabupaten/kota,” tegasnya.

Alex juga mengingatkan agar seluruh atlet berprestasi mendapat wadah serta perhatian dari pengurus cabang masing-masing. Hal ini penting agar mereka tidak tergoda pindah ke daerah lain yang mungkin menawarkan perhatian lebih.

“Niat kita semua untuk kemajuan olahraga khususnya cabor Silat, tidak ada kepentingan pribadi atau kelompok, sehingga kita harus terus bersinergi untuk mencapai tujuan tersebut,” pungkasnya.**

Ketua MABM Ketapang: Pagelaran Seni Budaye Melayu Harus Jadi Warisan untuk Generasi Muda

Ketapang:KM – Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Ketapang kembali menggelar kegiatan rutin tahunan berupa Pagelaran Seni Budaye Melayu. Tahun ini akan dimulai pelaksanaannye pada 24–30 September 2025.

Ketua MABM Kabupaten Ketapang, H. Irvan Masyad, S.Pd, MH., menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar hiburan, melainkan sarana penting untuk menjaga dan melestarikan adat serta budaya Melayu di tengah arus perubahan zaman.

“Murai batu di pohon jati, berkicau merdu di pagi hari. Waktu berlalu zaman berganti, adat budaye tetaplah lestari,” ungkapnya saat rapat panitia.

Irvan menjelaskan, rangkaian kegiatan akan diisi dengan beragam lomba dan pertunjukan seperti busana Melayu, tulisan Arab Melayu (aksara Jawi), syair gulung, motif batik Melayu, dendang Melayu, uri gasing, sholawatan, hingga pawai arak-arakan astagune menggunakan mobil, motor, dan sepeda hias. Semua ini, menurutnya, merupakan bagian dari identitas budaya yang melekat pada masyarakat Melayu.

“Pelaksanaan kegiatan ini terselenggara atas partisipasi seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Ketapang, khususnya masyarakat Melayu, serta dukungan penuh dari Pemerintah Daerah melalui Bupati dan Wakil Bupati Ketapang. Untuk itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa tujuan utama dari pagelaran ini adalah menghidupkan kembali nilai-nilai adab dan budaya Melayu agar anak cucu tetap mengetahuinya.

“Perkembangan zaman tidak boleh mengikis adat dan adab Melayu, termasuk adab menghormati orang lain. Dalam adat kekerabatan orang melayu apabila disetiap kehidupan sehari-hari nya selalu menggunakan bahasa melayu, maka dia adalah bagian dari kami orang melayu sesuai dengan falsafah melayu yang kita pegang adalah Adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabullah. Karena itu, adat Melayu sangat erat kaitannya dengan ajaran Islam yang menjadi pedoman hidup masyarakat,” ungkapnya.

Ia pun mencontohkan beragam tradisi yang masih dijalankan masyarakat Melayu di Ketapang hingga saat ini, mulai dari adat perkawinan seperti prosesi pinang meminang dengan berbalas pantun, penyerahan mahar, hingga adat malam berpacar; tradisi siklus kehidupan seperti mandi nujuh bulan, gunting rambut, khitanan; serta perayaan adat tepung tawar, nujuh likur, hingga balik kampung saat Idul Fitri dan Idul Adha.

“Seiring waktu, tentu ada adaptasi agar adat Melayu tetap relevan dengan perkembangan zaman. Namun harapan kami, adat istiadat Melayu di Kabupaten Ketapang tetap menjadi pegangan hidup dan terus dilestarikan,” jelasnya.

Sebagai penutup, Irvan mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memeriahkan agenda budaya ini.

“Tak hilang adat dan budaya ditelan zaman, kite bangun Tanah Kayong bergandengan tangan”.

“Pohon rambutan daun nye layu, ditiup angin batangnye bergoyang. Mari kite meriahkan Pagelaran Seni Budaye Melayu yang diselenggarakan oleh MABM Kabupaten Ketapang,” pungkasnya.**