Kabupaten Ketapang Resmikan Gereja St. Gabriel Sandai
Ketapang:KM – Gereja St. Gabriel Sandai, yang diresmikan oleh Bupati Ketapang pada Senin, 5 Mei 2025, menjadi penanda sejarah baru bagi umat Katolik di wilayah ini. Sebuah momentum sakral yang tak hanya merayakan pencapaian fisik, tetapi juga menegaskan arah pembangunan yang inklusif dan berkeadilan di Kabupaten Ketapang.
Suasana khidmat menyelimuti setiap sudut gereja saat lonceng perdana dibunyikan, menyambut ratusan umat yang datang dari berbagai penjuru. Wajah-wajah penuh haru, tangan-tangan yang menengadah dalam syukur, dan mata yang menatap altar baru dengan binar kebanggaan.
Hadir dalam acara tersebut tokoh-tokoh penting, mulai dari Bupati Ketapang, Alexander Wilyo, S.STP, M.Si., Yang Mulia Uskup Pius Riana Prabdi, Wakil Ketua DPRD, para Pastor, Suster, Bruder, tokoh masyarakat, hingga Semuanya bersatu dalam satu perasaan: syukur atas selesainya pembangunan gereja yang telah lama dinantikan.


Dalam sambutannya, Uskup Pius menegaskan bahwa gereja bukan sekadar bangunan, melainkan rumah iman yang hidup. “Merawat gereja adalah merawat jiwa kita sendiri,” ujarnya.
Ia mengajak umat untuk menjadikan Gereja St. Gabriel sebagai pusat pertumbuhan rohani dan sosial, yang mampu memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Sementara itu, Bupati Ketapang Alexander Wilyo menyoroti pentingnya gereja ini sebagai simbol kerukunan antarumat beragama.
“Gereja St. Gabriel adalah bukti nyata dari semangat toleransi dan gotong royong masyarakat Sandai. Ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi simbol bahwa pembangunan harus hadir untuk semua golongan, semua keyakinan,” kata Bupati dalam sambutannya.
Pembangunan gereja ini bukan perkara mudah. Dana yang dibutuhkan cukup besar. Namun, kerja keras panitia, umat, dan dukungan para donatur membuat semuanya mungkin. Dari sumbangan kecil hingga bantuan besar, semua menyatu dalam satu semangat: membangun rumah Tuhan yang layak dan membanggakan.


Lebih dari itu, Bupati juga menyampaikan kabar gembira, pembangunan Gereja Paroki Randau juga akan segera dituntaskan. Ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk tidak membiarkan satu pun wilayah terpinggirkan dalam pelayanan spiritual dan pembangunan infrastruktur keagamaan.
Bupati melihat bahwa, gereja ini tidak hanya sebagai tempat ibadah bagi umat Katolik, tetapi juga sebagai simbol kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Kabupaten Ketapang. Kehadiran gereja ini diharapkan dapat memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat, serta mendorong terciptanya pembangunan yang berkeadilan, maju dan mandiri.
“Ke depannya, diharapkan gereja ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat, berkontribusi pada pembangunan yang lebih baik di Sandai,” tuturnya.
Tak ketinggalan, momen bahagia ini juga menjadi kesempatan untuk mengucapkan selamat ulang tahun ke-58 kepada Uskup Pius Riana Prabdi. Sebuah hadiah spiritual yang indah di hari lahir sang gembala umat.
Kini, Gereja St. Gabriel Sandai berdiri bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan sebagai mercusuar harapan di tengah masyarakat. Ia menjadi lambang bahwa pembangunan yang adil bukan mimpi—melainkan sesuatu yang bisa dan harus diwujudkan.**