Kam. Okt 2nd, 2025

Berita

Kegiatan SLCN (Sekolah Lapang Cuaca Nelayan) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2025

Ketapang:KM – Mewakili Bupati Ketapang Staf ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan  Drs. H. Maryadi Asmui, MM., Membuka Kegiatan Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan (SLCN) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2025, pada Kamis (28/08/2025) bertempat di Aula Kantor Desa Sungai Awan Kanan Kec. Muara Pawan Kab. Ketapang.

Dalam sambutan tertulis Bupati Ketapang yang di bacakan  staf ahli menyampaikan Apresiasi dna penghargaan yang setinggi-tingginya kepada BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak atas komitmen dan dedikasinya dalam menyelenggarakan program Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan (SLCN) ini.

Kegiatan Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan (SLCN) ini, merupakan wujud nyata sinergi antara pemerintah, lembaga teknis dan masyarakat dalam rangka melindungi keselamatan nelayan sekaligus meningkatkan produktivitas sektor perikanan.

Selain aspek keselamatan, pengetahuan tentang cuaca juga sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir, dengan informasi yang akurat nelayan dapat merencanakan jadwal melaut, memilih lokasi penangkapan yang tepat dan mengoptimalkan hasil tangkapannya.

Staf ahli berpesan kepada seluruh peserta Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan (SLCN) agar dapat mengikuti kegiatan ini dengan penuh perhatian, menyerap ilmu yang diberikan, serta aktif dalam diskusi dan praktik lapangan. ilmu yang diperoleh nantinya diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi diri sendir tetapi juga dapat dibagikan kepada nelayan lainnya di komunitas masing-masing, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara luas.

Staf Ahli Mengajak seluruh peserta untuk menjadikan kegiatan ini sebagai langkah bersama untuk menciptakan nelayan yang cerdas, tangguh, selamat dan sejahtera serta mendukung Kabupaten Ketapang sebagai daerah pesisir yang maju, amab dan berkelanjutan.**

Wakil Bupati Ketapang Hadiri Acara Pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) Tahun 2025

Ketapang:KM – Wakil Bupati Ketapang Jamhuri Amir, S.H. menghadiri acara Pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) Tahun 2025 yang digelar Bank Indonesia bersama Markas Besar Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI AL),  pada Selasa (26/08/2025) bertempat di Mako Kodaeral XII di Kota Pontianak.

Kegiatan ini merupakan bagian dari misi Bank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dan ketersediaan uang Rupiah di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Terpencil) serta memberikan edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah kepada masyarakat.

Acara pelepasan ditandai dengan rangkaian kegiatan resmi, mulai dari pembukaan, doa bersama, hingga sambutan dari Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Komandan Kodaeral XII, serta Perwakilan Gubernur Kalimantan Barat. Kegiatan juga dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata, pemasangan rompi tim ERB,, serta kunjungan ke Kapal Republik Indonesia (KRI) Kujang yang akan mengangkut logistik Rupiah.

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Kalimantan Barat akan berlangsung pada 26 Agustus hingga 1 September 2025, mencakup wilayah Pulau Karimata, Pulau Cempedak, Pulau Maya, Pulau Pelapis, dan Pulau Padang Tikar.

Kehadiran Wakil Bupati Ketapang pada acara ini menunjukkan dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang terhadap upaya menjaga kedaulatan Rupiah sekaligus memperkuat peran bersama dalam mendukung stabilitas keuangan di wilayah perbatasan dan pulau terluar.**

Bupati Ketapang Hadiri Pesta Perak Imamat Romo Pamungkas Dan Perayaan Pelindung Paroki Santa Gemma Galgani

Ketapang:KM – Bupati Ketapang  Alexander Wilyo, S.STP.,M.Si menghadiri undangan Pesta Perak atau 25 tahun Imamat Romo Gregorius Lastsendy Pamungkas sekaligus Perayaan Pelindung Paroki Santa Gemma Galgani, yang digelar di halaman Katedral Ketapang, 24 Agustus 2025.


Acara itu berlangsung penuh sukacita, dihadiri umat, pemuka agama, serta masyarakat yang bersama-sama mendo’akan keberkahan bagi Romo Pamungkas dan seluruh pelayanan gereja.

Bupati Alexander Wilyo menyampaikan apresiasi atas dedikasi Romo Pamungkas dalam pelayanan umat dan peran gereja yang senantiasa ikut mendukung pembangunan kehidupan sosial, budaya, dan kerukunan di Ketapang.

“Ketapang ini rumah besar kita semua. Mari kita jaga kebersamaan, saling menopang, dan membangun Ketapang dengan semangat gotong royong”, tutupnya.**

Bupati Ketapang Jadi Narasumber Forum GAPKI Borneo VIII

Ketapang:KM – Bupati Ketapang Alexander Wilyo, S.STP., M.Si menghadiri sekaligus menjadi narasumber dalam Forum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Borneo ke-8 Tahun 2025 di Pontianak, Jumat (22/8/2025). Kegiatan yang digelar di salah satu Hotel  tersebut mengusung tema “Harmonisasi Kemitraan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional dan Tata Kelola Sawit yang Kondusif”.

Hadir sebagai narasumber, Bupati Ketapang membagikan pengalamannya dalam menangani konflik lahan di Ketapang. Ia menyebutkan, persoalan konflik dapat diselesaikan hanya dalam tujuh hari dengan memberi dua opsi kepada perusahaan, yakni menyerahkan kasus ke penegak hukum atau dengan mengikuti kearifan lokal menghormati proses secara tradisi dan hukum adat, sehingga ada alternatif untuk kemudian dikalkulasi secara bisnis mana yang lebih menguntungkan guna mencari solusi bersama.

“Banyak masalah muncul bukan semata dari substansi, melainkan karena lemahnya komunikasi dan ketidakmampuan para pihak berkomunikasi secara efektif,” ungkap bupati.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyinggung berbagai persoalan di sektor perkebunan, mulai dari sengketa lahan, pengelolaan plasma, koperasi, hingga praktik pencurian kelapa sawit. Menurutnya, kesalahan tidak hanya berada di masyarakat atau pengurus koperasi, tetapi juga terdapat unsur kesengajaan dari pihak internal perusahaan.

Bupati bahkan menegaskan praktik curang juga terjadi di dunia usaha. Ia mencontohkan kasus penangkapan seorang manajer perusahaan karena terlibat pencurian sawit. “Jadi jangan selalu menuding birokrasi pemerintah, perusahaan juga harus berani introspeksi dan membersihkan internalnya,” tegasnya.

Lebih jauh, bupati menekankan bahwa izin investasi di sektor perkebunan maupun pertambangan diberikan pemerintah untuk mendorong kesejahteraan bersama. Karena itu, ia menilai penting menjaga keseimbangan tiga pilar, yakni pemerintah, swasta, dan masyarakat.

“Keuntungan dari investasi tidak boleh hanya dieksploitasi perusahaan, tetapi juga harus memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah,” tandasnya.**

Bupati Tutup Kejuaraan Menyumpit Patih Jaga Pati Cup Tahun 2025

Ketapang:KM – Kejuaraan Menyumpit Patih Jaga Pati Cup Tahun 2025 resmi ditutup oleh Bupati Ketapang Alexander Wilyo, S.STP, M.Si yang juga sebagai Patih Jaga Pati dalam acara penutupan yang berlangsung di Sanggar Kepatihan, Rabu (20/8/2025) malam.

Kegiatan yang menjadi rangkaian perayaan HUT ke-80 RI ini berlangsung meriah dengan melibatkan partisipasi masyarakat dari berbagai suku, agama, desa, dan komunitas.

Ketua Panitia, Merlyn, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah atas dukungan penuh terhadap terselenggaranya kegiatan. “Syukur alhamdulillah kegiatan ini berjalan lancar dan mendapat antusias luar biasa dari masyarakat. Semoga tahun berikutnya kegiatan seperti ini bisa kembali terlaksana,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Patih Jaga Pati, Alexander Wilyo, S.STP, M.Si mengungkapkan rasa syukur atas suksesnya rangkaian acara yang tidak hanya menghadirkan lomba sumpit, tetapi juga berbagai perlombaan rakyat seperti tarik tambang, catur, remibox, dan panjat pinang. Ia juga menegaskan komitmen untuk menambah jenis lomba tahun depan, termasuk pangkak gasing.

Selain itu, apresiasi diberikan kepada Sanggar Kepatihan yang berhasil meraih juara pertama dalam ajang tari mewakili Kodam. Sanggar ini dinilai menjadi wadah kreatif bagi generasi muda lintas etnis dan mampu melahirkan talenta berprestasi hingga ke tingkat internasional.

Sebagai tanda resmi berakhirnya kegiatan, Patih Jaga Pati menutup kejuaraan dengan pemukulan gong.**

Robok-Robok Dan Mandi Safar: Warisan Leluhur Yang Tetap Hidup Di Ketapang

Ketapang:KM – Menjaga tradisi dan Budaya, Bupati Ketapang Alexander Wilyo, S.STP.,M.Si menghadiri Acara Robo’-Robo dan Mandi Safar 1447 H, pada Rabu (20/08/2025) di Penambang Kelurahan Kauman Kecamatan Benua Kayong Ketapang.

Kedatangan Bupati Ketapang disambut dengan tradisi Melayu, tabuhan gendang tar hadrah dan silat kutemare. 

Kegiatan yang digelar Persatuan Lawang Kekayon (PLK) Ketapang  ini merupakan agenda rutin di Bulan Safar kalender hijriah sekaligus dalam rangka suasana kemerdekaan Republik Indonesia Ke-80 tahun 2025.

Bupati dalam sambutannya berharap agar tahun depan acara  robo’-robo’ diadakan lebih baik lagi dengan mengudang masyarakat lebih banyak.

Oleh karena itu, Bupati minta agar Dinas Periwisata dan Kebudayaan Ketapang menjadikan robo’-robo’ di Kauman ini menjadi agenda tahunan.

“Saya kalau sifatnya budaya daerah apapun suka.  Sebab itu, saya hadir mengajak kita semua untuk merawat, melestarikan, mengembangkan bahkan mewarisi budaya-budaya tradisi supaya dikenal, dicintai juga anak cucu kita,” ujar Bupati.

Lebih lanjut menurut Bupati, budaya merupakan jati diri dan identitas sekaligus harga diri kita.

“Maka saya menegaskan juga berkomitmen bahwa saya menjadi Bupati adalah mukjizat tuhan, bukan karena hebat, pintar dan banyak duit, ini semua merupakan amanah masyarakat, karena itu jabatan ini akan saya pakai untuk berbuat baik dan adil bagi seluruh suku dan agama yang ada di Kabupaten Ketapang ini,” tegasnya.

Selain Bupati, mengajak bersama-sama bersatu kembali memikirkan bagaimana membangun Ketapang yang lebih baik.

“Saya juga mengajak kita bersama bergotong royong membangun daerah yang kita cintai ini, supaya Ketapang yang memiliki nama besar bisa diangkat kembali, kita angkat Marwah Ketapang tanah kayong ini bersama-sama. Ketapang ini rumah besar kita semua, harus kita rawat dan jaga bersama serta kita bangun bersama-sama,” tegasnya.

“Pokok Srikaye Belakang Istane.

Tempat Prajurit Menjemur Baju.

Melalui Adat Budaye Yang Terlaksane.

Semoge Dapat Meningkatkan Nilai-nilai Gotong Royong Untuk Pembangunan Yang Berkeadilan Demi Ketapang Maju,” pungkas Bupati.

Selanjutnya Bupati Ketapang didampingi istri yang juga Tim Penggerak PKK Ketapang mengikuti jamuan makan ketupat colet bersama-sama tamu undangan lainnya.

Rangkaian acara ini diakhiri dengan mandi safar, dilakukan dengan memandikan air yang sudah dido’akan kepada anak-anak yang dipilih oleh panitia.

Mandi Safar adalah tradisi mandi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Melayu, khususnya di daerah pesisir, pada hari Rabu terakhir bulan Safar dalam kalender Hijriah. Tradisi ini merupakan bentuk syukur dan doa agar terhindar dari bala atau musibah, serta membersihkan diri secara lahir dan batin.**

Tradisi Gendang Tar Meriahkan Robo-Robo Di Kediaman Rumah Dinas  Ketua DPRD Ketapang

Ketapang:KM – Malam penuh kebersamaan dan nuansa budaya tersaji di kediaman rumah dinas Ketua DPRD Kabupaten Ketapang, H. Achmad Sholeh, ST., M.Sos. Acara ini digelar menjelang Rabu terakhir di bulan Shafar, yang dikenal masyarakat sebagai tradisi Robo-Robo.

Kegiatan dihadiri oleh perwakilan grup hadrah dari empat kecamatan di Kabupaten Ketapang. Mereka menampilkan lantunan shalawat dan tabuhan khas yang semakin menghidupkan suasana religius dan kebersamaan.

Selain itu, hadir pula sejumlah tokoh budaya gendang tar Kabupaten Ketapang, yang menambah semarak dan kekayaan makna dari kegiatan ini. Tradisi robo-robo sendiri tidak hanya dimaknai sebagai doa bersama untuk keselamatan, tetapi juga sebagai sarana mempererat persaudaraan serta melestarikan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.

Pada Kesempatan itu, Ketua DPRD Ketapang H. Achmad Sholeh menyampaikan apresiasi atas kehadiran para tokoh budaya dan generasi muda yang masih konsisten menjaga tradisi daerah.

“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk kita rawat bersama. Robo-robo bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga warisan budaya yang merekatkan kita dalam kebersamaan, menjaga nilai-nilai religius, sekaligus memperkaya identitas daerah,” ujarnya.

Beliau juga menegaskan bahwa DPRD Ketapang akan selalu memberikan ruang dan dukungan bagi tumbuhnya tradisi serta kegiatan kebudayaan masyarakat.

Acara berlangsung penuh khidmat namun hangat, ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan dan keberkahan masyarakat Ketapang, serta harapan agar tradisi robo-robo tetap lestari di tengah arus modernisasi.**

Doa Akashah Keliling Kota, Wujud Pelestarian Adat, Kebudayaan, Dan Kearifan Lokal Masyarakat Melayu

Ketapang:KM – Suasana khidmat dan penuh kebersamaan terasa di Pendopo Bupati Ketapang, Selasa (19/8) sore, saat Bupati Ketapang Alexander Wilyo, S.STP.,M.Si secara resmi melepas rombongan pembaca Doa Akashah keliling kota.

Pelepasan ditandai dengan pengibaran bendera kuning, sebagai simbol dimulainya perjalanan rombongan membawa doa dan harapan keselamatan bagi masyarakat Kabupaten Ketapang.

Acara merupakan bagian dari rangkaian Semarak Robo-Robo Mandi Safar 1447 H, diselenggarakan oleh Perkumpulan Lawang Kekayun (PLK) Kabupaten Ketapang bekerja sama dengan Kelurahan Kauman.

Kegiatan ini menjadi wujud nyata pelestarian adat, kebudayaan, dan kearifan lokal masyarakat Melayu Kabupaten Ketapang agar terus hidup dan diwariskan lintas generasi.

Berbagai tokoh masyarakat, pejabat daerah, unsur TNI-Polri, hingga organisasi kemasyarakatan hadir memeriahkan acara pelepasan ini.

Nuansa tradisi Melayu tampak begitu kental dengan pakaian adat yang dikenakan para peserta, menambah semarak suasana.

Dalam sambutan, Bupati Ketapang Alexander Wilyo menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif PLK dalam menjaga tradisi Doa Akashah.

“Saya menegaskan pentingnya melestarikan kearifan lokal sebagai identitas daerah, serta mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama memanjatkan doa demi keselamatan dan keberkahan Kabupaten Ketapang,”ucap bupati.

Sebagai simbol pelepasan, Bupati Ketapang Alexander Wilyo juga menyerahkan Daun Andung Berajah Salamun Tujuh kepada penyelenggara.

Selesai pelepasan, rombongan Doa Akashah berangkat menyusuri sejumlah titik penting di kota Ketapang, mulai dari Pendopo Bupati, Jl. KH. Agus Salim, Bundaran Ale-Ale, Jembatan Pawan 1, Kinjil Pesisir, hingga Makam Keramat Tujuh, sebelum kembali ke Pendopo. Perjalanan ini menjadi simbol doa dan harapan yang menyatu dengan kebersamaan masyarakat.

Tradisi Doa Akashah keliling kota diharapkan tidak hanya membawa keberkahan dan keselamatan, tetapi juga mempererat silaturahmi serta menumbuhkan rasa cinta terhadap adat, kebudayaan, dan kearifan lokal Melayu. Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa warisan budaya bukan hanya harus dijaga, melainkan juga dirayakan bersama.

Selain Doa Akashah, rangkaian Semarak Robo-Robo Mandi Safar tahun ini juga menghadirkan Malam Pagelaran Seni Budaya Warisan Melayu serta puncak acara Robo-Robo & Mandi Safar pada 19–20 Agustus 2025, yang akan semakin meneguhkan semangat kebersamaan masyarakat Ketapang.**

Pesta Rakyat HUT RI Ke – 80 Di Ketapang Meriah

Ketapang:KM – Ribuan warga memadati Balai Sungai Kedang, Senin (18/8/2025) malam, untuk mengikuti Pesta Rakyat dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun  Kemerdekaan Republik Indonesia Ke – 80 . Mengusung tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, acara berlangsung meriah sekaligus menjadi wadah memperkokoh semangat kebersamaan di Kabupaten Ketapang.

Kegiatan diawali dengan tarian multi etnis yang mencerminkan keberagaman budaya di Ketapang, disusul dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, tari persembahan, serta doa yang dipimpin KH. Jema’i Makmur, Rois Syuriah PCNU Ketapang.

Malam pesta rakyat juga diisi dengan penyerahan piagam penghargaan dari Bupati Ketapang kepada perusahaan mitra pembangunan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), kepada Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2025, serta kepada para pemenang Lomba Desa.

Dalam sambutannya, Bupati Ketapang, Alexander Wilyo, S.STP, M.Si menegaskan bahwa peringatan kemerdekaan bukan sekadar seremonial, melainkan momentum refleksi untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan.

“Kemerdekaan adalah amanah. Mari jadikan momen ini sebagai pemantik semangat membangun Ketapang yang berdaya saing, berbudaya, dan sejahtera,” ujarnya.

Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan dunia usaha atas dukungan dalam pembangunan daerah. Ia menekankan bahwa penyelenggaraan pesta rakyat kali ini sepenuhnya terlaksana berkat gotong royong tokoh masyarakat dan sumbangan sukarela, tanpa menggunakan anggaran APBD.

Selain itu, Bupati mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendukung perbaikan ruas jalan Pelang–Kepuluk, termasuk mentaati pembatasan kendaraan bertonase lebih dari 8 ton yang dilarang melintas selama masa perbaikan.

Acara hiburan rakyat berlangsung tertib dan meriah, menampilkan beragam kesenian etnis yang merepresentasikan Ketapang sebagai rumah besar bagi semua golongan. Suasana semakin semarak ketika Bupati turut menyumbangkan suara, disambut antusias oleh masyarakat yang hadir.**

Wakil Bupati Ketapang Pimpin Upacara Penurunan Bendera HUT RI ke-80

Ketapang:KM – Wakil Bupati Ketapang, Jamhuri Amir, S.H., bertindak sebagai Inspektur Upacara Penurunan Bendera dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, pada Minggu sore (17/08/2025). Upacara khidmat tersebut berlangsung di halaman Kantor Bupati Ketapang.

Pelaksanaan upacara penurunan bendera ini diikuti oleh jajaran Forkopimda, kepala OPD, TNI-Polri, ASN, serta para tamu undangan lainnya. Rangkaian kegiatan berjalan lancar, penuh khidmat, dan menjadi bagian penting dari perayaan HUT RI ke-80 di Kabupaten Ketapang.

Sebagai Pembawa baki pada upacara penurunan bendera di halaman kantor Bupati Ketapang adalah, Alnaswa Salsabila , siswi SMA 3 Ketapang.

Data Aditya Pranama , Siswa SMA 2 Ketapang, Dika Pratama, Siswa SMK MHU dan Dafa Aulia, Siswa MAN 1 Ketapang, sukses melaksanakan tugasnya saat penurunan bendera.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Ketapang menyampaikan bahwa momentum peringatan HUT Kemerdekaan harus menjadi pengingat seluruh elemen masyarakat untuk terus memperkuat persatuan, menjaga semangat kebangsaan, serta berperan aktif dalam pembangunan daerah.

Upacara penurunan bendera ini sekaligus menutup rangkaian kegiatan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tahun 2025 di Kabupaten Ketapang.**