Jum. Agu 15th, 2025

Bupati Ketapang Tutup Festival Pencak Silat Tanjung Pura Tahun 2025

Ketapang:KM — Bupati Ketapang Alexander Wilyo, S.STP.,M.Si Resmi menutup Festival Pencak Silat Tanjung Pura Tahun 2025, Kamis (14/8/2025) di Desa Tanjung Pura, Kecamatan Muara Pawan.

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya festival tersebut secara rutin sebagai wujud pelestarian warisan budaya bangsa.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya. Mari kita bangun Ketapang secara bersama-sama, karena Ketapang milik kita semua dan harus kita jaga bersama,” tegasnya.

Selain menutup festival, Bupati juga menyampaikan sejumlah program pembangunan infrastruktur, di antaranya rencana pembangunan jembatan layang Mensubuk, penganggaran jembatan Pawan 6, serta dukungan spot-spot pembangunan di Tanah Merah. Ia juga menyebutkan anggaran Rp15 miliar untuk jalan Kepuluk–Batu Tajam dan Rp13 miliar untuk jalan Pelang–Kepuluk.

Bupati mengimbau desa agar memaksimalkan Dana Desa untuk kebutuhan kecil, tanpa harus selalu mengajukan ke pemerintah kabupaten.

Festival ini menampilkan berbagai lomba seperti Busana Melayu Kreasi, Tari Melayu, Gendang Tari, Syair Gulung, Kutemare, hingga Rebut Selendang. Ketua Umum Barisan Pendekar Wira Utama Ketapang, Yasir Arafat, S.M., M.AP., membacakan langsung daftar pemenang dari tiap kategori.

Juara Umum: Piala Pendekar Wira Utama diraih Serampang 12 dengan 90 poin, sedangkan Piala Putra Penyangga Tanjung Pura diraih tuan rumah Tanjung Pura dengan 190 poin. 

Busana Melayu Kreasi Remaja: Juara I diraih Bintang Cinta Rolia Thaliska dari Tanjung Pura (720 poin).

Tari Melayu Kreasi: Juara I dimenangkan kelompok Zwageri Generation dari Sungai Awan Kiri (953 poin). Gendang Tari: Juara I dimenangkan Tanjung Pura (87,5 poin).

Bupati juga mengumumkan bahwa Desa Pematang Gadung akan menjadi tuan rumah festival tahun depan. “Kita bersyukur kegiatan ini bisa berjalan setiap tahun. Mari terus kita rawat persaudaraan dan budaya yang sudah diwariskan oleh leluhur kita,” ujar Bupati.

Sementara itu Putra Penyangga Tanjung Pura, Rion Sardi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan masyarakat yang menjaga semangat kebersamaan.

“Festival ini bukan hanya ajang adu keterampilan, tetapi juga menjaga jati diri dan warisan leluhur. Pencak Silat adalah bahasa persaudaraan, keberanian, dan cinta tanah air. Semoga semangat ini terus hidup dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujarnya.

Ia juga mengajak generasi muda untuk terus melestarikan seni bela diri tradisional tersebut sebagai bagian dari marwah dan kebanggaan daerah.

Festival ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan pencak silat tradisional, tetapi juga sarana mempererat persatuan antarwarga desa serta memperkaya kecintaan generasi muda terhadap budaya Melayu Ketapang.**

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *